Categories

google translate

Senin, 28 Februari 2011

Mana Aku Kenal Rakyat Itu

Mau menulis puisi Taufik Ismail, beliau adalah seorang yang menjadi salah satu inspirasi saya dalam hal tulis-menulis dan bersastra (yah,,walaupun aku gag pandai bermain dengan kata-kata,,hehe). Beliau ialah seorang kritikus hebat yang peka sekali dengan rakyat yang tertindas, tertindas dengan kehidupan dan kebijakan pemimpinnya sendiri. Tragis.

Lebih lanjutnya, langsung aja baca puisi kritis beliau, di tambah dengan ilustrasi foto-fotoku yang maaf kurang bagus.. Senyum malu Senyum dengan mulut terbuka

Senin, 21 Februari 2011

Rijang Sebagai Indikator Laut Dalam

Rijang adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Batuan ini termasuk di dalam batuan pra tersier yang termasuk dalam kelompok batuan sedimen pelagos biogen yang terdiri dari rijang (chert) dan batugamping merah. Ada yang menyebutnya sebagai "batu api" karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.

Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang terutama ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau gamping. Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll.

multicolored_flint

Rijang merupakan batuan sedimen yang diendapkan di laut dalam (abyssal), yang berdasarkan kandungan fosil renik Radiolaria (Wakita,dkk 1996) menunjukan bahwa satuan ini berumur kapur atas, sedangkan batugamping merah adalah endapan plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian meninggi setempat-setempat.


Kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam. Lumpur tersebut bersama-sama terkumpul dibawah zona-zona plangtonik radiolaria dan diatom saat hidup di permukaan air dengan suhu yang hangat. Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Material-material tersebut diendapkan jauh dari busur daratan hingga area dasar samudra, saat suplai sedimen terrigenous rendah, dan pada bagian terdalam dari dataran abyssal terdapat batas ini dinamakan carbonate compensation depth (CCD), dimana akumulasi material-material calcareous tidak dapat terbentuk. Hal ini dikarenakan salah satu sifat air adalah air dingin akan mengikat lebih banyak CO2 dibandingkan air hangat. Di laut, terdapat satu batas yang jelas di mana kandungan CO2 di bawah lebih tinggi. Di bawah batas tersebut, kandungan CO2 sangat tinggi akibatnya organisme yang mengandung karbonat akan larut di CCD sehingga tidak akan mengendap karena tidak pernah sampai ke dasar laut. Carbonate compensation depth ini terletak sekitar kedalaman 2500 meter atau 2,5 kilometer di bawah permukaan laut. Di atas carbonate compensation depth, sekitar 2000 meter, terdapat suatu daerah yang disebut lysocline. Di sini, sebagian karbonat sudah mulai melarut sebagian. Berberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik. Bisa saja berasal dari presipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersamaan dengan perlapisan rijang.

Proses pembentukan rijang belum jelas atau disepakati, tapi secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.

Untuk penampakan Rijang di Kalimuncar,Karangsambung, bisa lihat foto-foto di bawah ini.

68

IMG_5039

Deskripsi dari foto di atas ialah batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi.
Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit, atau kelir dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, apalagi di atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong.
Batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil Radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya.
Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekaran dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.

Mungkin itu aja penjelasan singkatnya, sudah malam author mau tidur, besok ada kuliah e… Senyum sakit

Thank for reader…Senyum dengan mulut terbuka

Salam geologi selalu…Senyum keren!!!!!!!!

Sedikit Penjelasan Tentang Batuan Sedimen

PENGERTIAN BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor.
Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain.

PENYEBARAN DAN VOLUME BATUAN SEDIMEN
Menurut Tucker (1991) untuk penyebaran batuan sedimen yaitu, 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
Material sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dari batuan lain dan mineral-mineral, seperti kerikil di sungai, pasir dipantai dan lumpur dilaut.
2. Hasil penguapan dan proses kimia, garam didanau payau dan kalsium karbonat dilaut dangkal.
3. Material organik, seperti terumbu koral dilaut dan vegetasi dirawa-rawa.

KLASIFIKASI UMUM

Oleh Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986)
membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu :
1.Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.


2.Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.


Oleh Sanders (1981) dan Tucker (1991)
Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :
1. Batuan sedimen detritus (klastika)
2. Batuan sedimen kimia
3. Batuan sedimen organik, dan
4. Batuan sedimen klastika gunungapi.

Oleh Graha (1987)
Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :
1. Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)
2. Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)
3. Batuan sedimen silika, dan
4. Batuan sedimen karbonat

Berdasar komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Batuan sedimen silisiklastika, adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar.
2. Batuan sedimen klastika gunungapi adalah batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan
3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).

Oleh R.P. Koesoemadinata, 1980
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
A. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.
B. Golongan Detritus Halus
Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Napal.
C. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.
D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

Rabu, 16 Februari 2011

Touring Jabiger 08 HMTG "BUMI" Bergaya ke Dieng

Kali ini aku mau nulis cerita perjaanan touring jabiger (panggilan buat anak geologi STTNAS) yang berlangsung 2 hari yang lalu, tepatnya tanggal 15 Februari 2011. Sesuai perjanjian yang telah di tentukan, semua jabiger 08 berkumpul di kosnya Rendra.
Setelah semua berkumpul, barulah jabiger berangkat. Cekidot foto-foto perjalanan ke Dieng.
foto di kos Rendra, berdoa sebelum berangkat :D
isi minyak di jalan magelang
Tapi di pertengahan jalan ada musibah bagi kami semua, bahwasanya teman kami, Bahrun alias Gladian Madu menabrak seekor ayam :(, cekidot foto-foto yang memprihatinkan ini :(.
sayang tidak ada Rumah sakit ayam terdekat..hahaha
ayam menjadi korban keganasan jabiger 08
bapak ini yang langsung motong ayam korban 
ini dy pelakunya,,,haha...piss (berlagak minta maaf depan kamera)
alat pelaku untuk menabrak ayam,,ckckckck,,,( mesti ayamnya gag iklas di tabrak sama ginian,,wkwkwk)
inilah TKP-nya....hahaha
Dengan insiden di atas maka, perjalanan berhenti sebentar. Dan pas berhenti di TKP pada saat itu juga kami kebetulan bertemu Jabiger 07 dan 03 yang baru pulang dari Dieng juga :D.

Mari kita lanjutkan perjalanan, cekidot foto-fotonya.
Magrib, yang muslim solat (toleransi antar agama sangat kuat sekali terasa..:D )
Udah selesai solat magrib, kamipun melanjutkan perjalanan. Lika-liku jalanan terasa sekali bukti bahwa Dataran Tinggi Dieng udah dekat. 
Jam 7 malam kami sampai di papan nama Dieng Plateau, cekidot fotonya yak.
dingin sudah mulai terasa di sini..hahaha
ckckck,,,bagaya terus......
Udah selesai moto-moto dan buang air kami lanjutkan ke Dieng yang sebenarnya.
berhenti di tengah perjalanan dan foto-foto (ada jg pawai obor di sini,,hehe)
akhirnya, kita sampe di dieng sebenarnya...haha
jabiger memburu barang-barang kehangatan (wkwkwk...)
Udah selesai shoping dadakan, jabiger langsung ke Pendopo yang tidak jauh dari warung di atas. Cekidot foto-foto di Pendopo.
konfrensi meja petak...haha
rapat keakraban..
macam tukang pijatkah,,,wkwkwkwk
Udah selesai konfrensi meja petak kamipun segera rebut-rebutan tempat tidur. Semua bergerak ke tempat yang paling hangat walaupun itu bagian sensitif, yang penting hangat (wkwkwkwk.). Cekidot foto-fotonya.
rori-eka-rendra-me :D
five some,,,wkwkwk....(eksis trus..haha)
Sekarang udah aku dapatkan, the best foto waktu tidur (my version), cekidot..
inilah...juara kedua dalam tidur kali ini :D
pemenang foto tidur termesra dan terhangat..hahaha...
Jam 4 kurang semua jabiger udah bangun dari tidurnya. Sesuai yang di rencanakan, semua jabiger melihat Sunrise di Sikunir Dieng, cekidot perjalanannya kawan :D
panasin motor....
foto di parkiran motor, dan mulai nanjak..
penanjakan di mulai...
kabut di foto terfoto dengan dramatis :D
Setengah jam mendaki, kamipun sampe di puncak sikunir Dieng, cekidot foto-fotonya yak :D
ada yang solat subuh di puncak.. :D
noise, but not badlah (biar terlihat foto gunungnya samar-samar)
Sindoro Mt view
BAT (Bumi Adventure Team pun kembali berkibar)
author narsis,,,haha
judulnya penantang siluet...
salam satu jiwa selalu dari kami jabiger HMTG "BUMI" 08!!!!!!!!
Udah puas menikmati alam dan foto-foto ria, kamipun turun dari puncak, cekidot foto-fotonya (sedikit memaksa..hehe)
woy,,,wait me (hahaha,,,,sok b.inggris tuh loh...)
telaga cebong terlihat dari sini...
Una (paling kiri),,,memang e kalo soal makanan ko saja...
penjaga loket
teman kecil kita.. :D
foto di depan telaga cebong
beginiah suasana parkiran di pagi hari..
O..iya, ada satu foto yang terlewati oleh jabiger, foto tentang wanita yang sedang sedih hatinya...( coba para jabiger tau, hmmm,,pasti cewek tuh udah di goda biar senyum lagi), cekidot fotonya.. :D
manis,,cantik,,imut,,tapi sedang bersedih dy (aq gag tau knapa..haha)
Selesai dari telaga cebong, kami langsung melihat pipa injeksi dari Geothermal Dieng, cekidot fotonya..
wowow,,,anak2 geothermal dorang,,,haha
Lanjut, kami ke kawah sikidang,
full team :D
dialog cina...wkwkwk
danger area.. :D
di depan kawah sikidang..
penjual belerang dengan anak kecil yang di gendongnya..
Usai melihat kawah, kamipun menuju Pendopo buat makan dan siap-siap pulang ke Jogja (soalnya, hujan udah mengiringi jalan kami).
titi,,,ko saja e,,,
makan-makan, awasi telor di bawah nasi dan di atas nasi,,wkwkwk
makan..makan..makan..
Udah selesai makan, kamipun siap-siap pulang ke Jogja. Tak ketinggalan mencicipi mie ongklok di Kota Wonosobo, cekidot foto-fotonya yak :D
mie ongklok khas-nya wonosobo :D
ini dia, langsung di nikmati...haha
Selesai menikmati mie ongklok, kamipun angsung tancap gas pulang ke Jogja. Mungkin kisah ini bukanah akhir dari sebuah cerita, namun mesti di akhiri, karena author juga manusia yang perlu tidur..wkwkwwkk.

Hmm...
Mungkin itu aja, pesan dari aku pribadi "Semangat terus buat Geologi "Bumi" Doepan, Katong Semua Basodara".

See u next time,,,and next story...