“Hingga saatnya nanti, sepatu-sepatu-ku menjadi saksi bisu perjalanaan mengejar gelar insinyur “. Quote oleh aku, untuk aku dan oleh aku, inilah yang menginspirasi aku untuk menyempatkan waktu jepret-jepret sepatuku sendiri. Di bawah ini foto penampakan dari sepatu-sepatuku yang melanjutkan tongkat estafet dari yang sebelumnya.
google translate
Jumat, 20 Juli 2012
Sabtu, 09 Juni 2012
Zona Fisiografis Jawa Tengah-Timur
Fisiografis, yaitu pembagian zona bentang alam yang merupakan representasi batuan dan struktur geologinya.
Menurut Van Bemmelen (1949), Pegunungan di Jawa Tengah dibagi oleh dua puncak geantiklin, yaitu Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan. Pegunungan Serayu Utara membentuk garis penghubung antara Zona Pegunungan Bogor (Jawa Barat) dengan Zona Pegunungan Kendeng (Jawa Tengah). Pegunungan Serayu Selatan merupakan elemen yang muncul dari Zona Depresi Bandung yang membujur longitudinal di Jawa Barat.
Peta Fisiografi daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949)
Senin, 14 Mei 2012
Geothermal Sebagai Energi Alternatif
Ketika membeli kue putu di Bogor, aku-pun terinspirasi untuk menulis artikel panas bumi yang bisa di analogikan seperti membuat kue putu. Untuk menerawang, aku kaih kasih lihat dulu kue dan sistem buat kue putunya .
Selasa, 01 Mei 2012
Penelitian Geologi Daerah Bara, Kab. Dompu, NTB (episode 3)
Melanjutkan cerita episode 2, di sini saya dan yofan melakukan perjalanan malam ke Mataram. Karena malam hari, aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur. Sekitar pukul 03.00 WITA, bus berhenti untuk memberikan waktu istirahat makan buat para penumpang sehabis itu, aku melanjutkan tidur (Hoaaam,,,..).
Penelitian Geologi Daerah Bara, Kab. Dompu, NTB (episode 2)
Tulisan ini jadi sambungan cerita dari episode pertama. Dalam episode yang kedua ini aku akan banyak cerita tentang lapangan geologi daerah Bara dan cerita akan sedikit melenceng ke tempat wisata Kabupaten Dompu yang terkenal di dunia.
21-25 April 2012
Secara umum berdasarkan hasil reconnaissance geomorfologi daerah penelitian merupakan morfologi perbukitan intrusi berlereng sangat terjal sampai bergelombang, dikelilingi oleh dataran aluvial yang menumpang di atas Satuan Breksi Tuff (Tmv , berdasar Sudrajat, drr, dalam peta Geologi lembar Sumbawa, 1998).
Foto 1. Dari kiri saya, pak mantan, temannya pak mantan (lupa namanya, hehe) dan yofan. Di belakang ada kenampakan G. Doro Nowa dan dataran aluvial di bagian timur G. Doro Paronge tersusun oleh batuan breksi volkanik.
Senin, 30 April 2012
Penelitian Geologi Daerah Bara, Kab. Dompu, NTB (episode 1)
19-29 April 2012, menjadi waktu untuk pengalaman baru lagi buat aku. Siang, 19 April 2012 aku bersama temanku Yofan memulai perjalanan dari Kota Jogja-Surabaya. Tiba di Surabaya malam, dan subuh-subuh esok aku dan Yofan harus bertemu Pak Imam dkk di bandara Juanda, Surabaya.
Pukul 06.00 WIB, pesawat take off dan transit dulu di Bandara Ngurah Rai, Bali. Baru beberapa menit menginjakan kaki di Pulau Bali langsung di lanjutkan dengan terbang ke Kota Bima, NTB. Dua jam terbang, kira-kira pukul 11.00 WITA pesawat landing di Bandara Muhammad Salahuddin, Bima, NTB.
Rabu, 11 April 2012
Garis Kontur
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-line).
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi tinggi tertentu.
Selasa, 03 April 2012
Journey of My Field (Part 1)
Bagi mahasiswa geologi, tugas akhir 1 dan 2, merupakan jenjang yang harus di lalui sebelum di sahkan menjadi Sarjana Teknik Geologi. Tugas akhir di kampus saya meliputi Pemetaan Geologi daerah yang dipilih.
Untuk ketentuan daerah Tugas Akhir Geologi seperti :
1. Luas daerah minimum 54 km2 (tipe I) atau 36 km2 (tipe IIB).
2. Jumlah satuan batuan yang terpetakan pada skala 1 : 25000 minimal 2 satuan selain alluvial.
3. Overlapping tidak lebih dari 20%.
Sesuai dengan prolog di atas, perjalanan kali ini memiliki maksud dan tujuan yang jelas, yaitu Reconnaice Pemetaan Tugas Akhir 1, Daerah Kedungjati Kabupaten Grobogan dan Boyolali. Personil yang ikut ke lapangan tugas akhir hanya dua orang aja, yaitu saya sendiri dan teman saya, Yofan namanya (dia merupakan teman seangkatan dan tetangga kaplingan pemetaan). Rencana pemberangkatan pun di atur, sehingga kami berdua menetapkan berangkat ke lapangan tanggal 22 April 2012 yang bertepatan hari kamis waktu itu.
Selasa, 20 Maret 2012
Sepekan Bergelut Dengan Batu Besi Di Trenggalek
Penelitian Batu Besi di Trenggalek merupakan pengalaman tersendiri buatku. Berdua sama temanku Yofan, kita meneliti di 3 kecamatan dari kabupaten Trenggalek. 3 kecamatan itu ialah Kecamatan Dongko, Panggul dan Munjungan (Lihat gambar 1).
Jumat, 17 Februari 2012
Seminar Geologi-ku
Jumat, 17 Ferbuari 2012 menjadi hari yang penuh berkah buatku karena di hari itu aku telah menyelesaikan seminar geologi. Seminar Geologi merupakan program studi wajib di semester 7 (tujuh) di Geologi STTNAS Yogyakarta dan menjadi studi batu loncatan untuk mahasiswa yang mau mengambil Tugas Akhir 1 dan 2, yang mana dengan telah selesainya presentasi seminar, sehingga kedepannya tidak canggung lagi bicara di depan audience.
Mengabadikan moment, sehabis seminar….
Ada yang unik sebelum aku memulai seminar ini. Persiapan telah siap, kecuali makanan atau snack bagi dosen pembimbing, dengan panik akupun berlari ke koperasi dan membeli roti dengan cepat dan tergesa-gesa. Sesampai depan ruangan, temanku si Una yang lebih dulu melalui proses ini menegur aku.
“Aduh Bal, snack buat ibuk kau beli kayak gini???”
”Loh, emangnya snack kayak apa na??*mulai menyangkal dengan tanggapan Una…
“Aduh, ini mah gag bener untuk snack Bu Win, udah sini duit, biar aku sama Titi (teman seangkatan juga) yang beli snack ke Mirot*”
”Oalah, bukan ini toh??? “ *Alhasil, sehabis seminar, roti yang harganya 2000 ribu lenyap di makan oleh mulutku dan diolah sama perutku…hehe… (Fiiuhh,,,hampir aja aku kena semprot….hahaha…*buat yang belum seminar, tolong tanya-tanya dulu gimana prosedurnya,,,,jangan sampe kayak kaka geoball itu…. ).
Aku memulai seminar dari pukul 10.00 WIB sampai kurang lebih 11.20 WIB. Seminarku di buka dahulu oleh dosen pembimbingku yaitu Bu Win (sapaan akrab beliau). Setelah pembukaan selesai oleh Bu Win, aku-pun memulai presentasi bahan seminarku dengan judul “Karakteristik Coal Bed Methan Pada Formasi Muara Enim”.
Terima kasih buat Eddy (teman angkatanku) yang telah mengabadikan momen ini…
Puji Syukur kepada Allah SWT, yang telah melancarkan Seminarku….
Makasih, kepada Bu Win yang udah kasih nilai ‘A’ buat seminarku,,,
Dan tidak lupa dukungan semua rekan-rekan Geologi STTNAS semua…Keep Spirit being to Good Geologist…
See u next time and next stories…………
Senin, 05 Desember 2011
GEOMAGZ Volume I, No 2 edisi Juni 2011
Selasa, 15 November 2011
Survey Hidrologi Kota Surabaya Bagian Barat
plot lokasi aja di alf* mar*>> :D |
Jumat, 04 November 2011
10 Penemuan Geologi dan Hipotesa baru
Letusan gunung berapi memang salah satu bencana yang paling mengerikan, sekali meletus bisa menimbukkan korban meninggal ratusan bahkan ribuan, masih ingatkan kalian pada letusan maha dahsyat gunung krakatau yang terjadi pada tahun 1883, yang menimbulkan kerusakan besar serta korban jiwa yang mencapai ribuan. Sangat mengerikan bukan.
Dan di dunia ini, masih banyak tersisa gunung berapi yang masih aktif yang bisa meletus kapan saja dan merenggut kembali ribuan nyawa manusia. Dan menurutSmashinglist, ada 10 gunung berapi aktif yang dianggap paling berbahaya di dunia.
berikut adalah daftar 10 gunung berapi aktif yang paling berbahaya di dunia :
Rabu, 24 Agustus 2011
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU
INVENTARISASI DAN EVALUASI MINERAL NON LOGAM KABUPATEN ROKAN HULU DAN ROKAN HILIR, PROVINSI RIAU
Senin, 11 April 2011
Rekor Buku Termahal
Iseng gag ada kerjaan akhirnya aku memutuskan untuk menulis sebuah catatan rekor seorang Geoball dalam hal membeli sebuah buku yang menurut aku sendiri adalah buku termahal (wkwkwk…maklum, aku sering mengandalkan buku fotocopian, makanya di dalam otak-ku, kalo bumi itu warnanya bukan biru, tapi hitam putih,,wkwkwk… kidding man.. ).
Oke deh, tidak memperlama dan mempenasaranin (waduh kata-kata apalagi ini,,haha), untuk pembaca cekidot penampakannya,
Senin, 21 Februari 2011
Rijang Sebagai Indikator Laut Dalam
Rijang adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Batuan ini termasuk di dalam batuan pra tersier yang termasuk dalam kelompok batuan sedimen pelagos biogen yang terdiri dari rijang (chert) dan batugamping merah. Ada yang menyebutnya sebagai "batu api" karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.
Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang terutama ditemukan dalam bentuk nodul pada batuan endapan seperti kapur atau gamping. Sejak Zaman Batu, rijang banyak dipergunakan untuk membuat senjata dan peralatan seperti pedang, mata anak panah, pisau, kapak, dll.
Rijang merupakan batuan sedimen yang diendapkan di laut dalam (abyssal), yang berdasarkan kandungan fosil renik Radiolaria (Wakita,dkk 1996) menunjukan bahwa satuan ini berumur kapur atas, sedangkan batugamping merah adalah endapan plankton gampingan yang mungkin terkumpul pada bagian-bagian meninggi setempat-setempat.
Kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria. Endapan tersebut dihasilkan dari hasil pemadatan dan rekristalisasi dari lumpur silika organik yang terakumulasi pada dasar lautan yang dalam. Lumpur tersebut bersama-sama terkumpul dibawah zona-zona plangtonik radiolaria dan diatom saat hidup di permukaan air dengan suhu yang hangat. Saat organisme tersebut mati, cangkang mereka diendapkan perlahan di dasar laut dalam yang kemudian mengalami akumulasi yang masih saling lepas. Material-material tersebut diendapkan jauh dari busur daratan hingga area dasar samudra, saat suplai sedimen terrigenous rendah, dan pada bagian terdalam dari dataran abyssal terdapat batas ini dinamakan carbonate compensation depth (CCD), dimana akumulasi material-material calcareous tidak dapat terbentuk. Hal ini dikarenakan salah satu sifat air adalah air dingin akan mengikat lebih banyak CO2 dibandingkan air hangat. Di laut, terdapat satu batas yang jelas di mana kandungan CO2 di bawah lebih tinggi. Di bawah batas tersebut, kandungan CO2 sangat tinggi akibatnya organisme yang mengandung karbonat akan larut di CCD sehingga tidak akan mengendap karena tidak pernah sampai ke dasar laut. Carbonate compensation depth ini terletak sekitar kedalaman 2500 meter atau 2,5 kilometer di bawah permukaan laut. Di atas carbonate compensation depth, sekitar 2000 meter, terdapat suatu daerah yang disebut lysocline. Di sini, sebagian karbonat sudah mulai melarut sebagian. Berberapa perlapisan rijang belum tentu berasal dari bahan organik. Bisa saja berasal dari presipitasi silika yang berasal dari dapur magma yang sama pada basaltik bawah laut (lava bantal) yang mengalami presipitasi bersamaan dengan perlapisan rijang.
Proses pembentukan rijang belum jelas atau disepakati, tapi secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.
Untuk penampakan Rijang di Kalimuncar,Karangsambung, bisa lihat foto-foto di bawah ini.
Deskripsi dari foto di atas ialah batuan sedimen ini terbentuk di dasar samudra purba 80 juta tahun lampau. Batu ini memberi fakta kuat bahwa dahulu Karangsambung adalah dasar samudra yang terangkat oleh proses geologi.
Batuan sedimen berwarna merah memanjang sekitar 100 meter pada dinding Kali Muncar itu ibarat layar pertunjukan wayang kulit, atau kelir dalam bahasa Jawa. Hal ini membuat masyarakat setempat menamainya Watu Kelir, apalagi di atasnya terdapat batuan beku yang bentuknya mirip kenong dan gong.
Batuan sedimen merah ini terdiri atas lapisan rijang dan lapisan lempung merah gampingan. Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan berisi fosil Radiolaria berusia 80 juta tahun atau Zaman Kapur Atas. Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya.
Batuan beku di bagian atasnya adalah lava basal dari gunung berapi di dasar laut. Lava bantal ini terbentuk pada zona pemekaran dasar samudra, yang langsung membeku ketika terkena air laut. Batu ini adalah bukti adanya kegiatan vulkanis bawah laut yang mengakibatkan pemekaran tengah laut.
Mungkin itu aja penjelasan singkatnya, sudah malam author mau tidur, besok ada kuliah e…
Thank for reader…
Salam geologi selalu…!!!!!!!!
Minggu, 22 Agustus 2010
Gempa 4-5 SR di bantul (Jogja)
Tapi gag apalah, selagi ada kesempatan dan kemauan, pasti ada hikmahnya kuq,,(hihihi sok bijak aku)
Cerita versi aku begini,,,
Waktu itu aku lagi buka di tempat teman aku, karena kekenyangan aku pun tidur-tiduran di kasurnya,,hehe..tapi gag lama goncangan menerpa badan aku,,dan spontan aja aku bilang itu gempa dan segera lari keluar (hehe,,inget kebanyakan dosa sih,,hehe..)
Alasan yang masuk akal kenapa aku spontan berlari, karena aku langsung sadar kalo kasur teman aku bukan lah kasur spring bed yang notabene tidak ada guncangan bila tidak dikarenakan sesuatu yang aneh,,(hehe..ngejek banget kata-kata ku...)
To the point aja,,,
Kalo cerita versi anak geologinya begini..
Guncangan yang terjadi pada tanggal 21 agustus 2010 pukul 18:41:38 WIB di dapat dari gempa tektonik yang berkekuatan 4-5 Skala Richter.
Menurut ahli geologi "gempa tersebut merupakan gempa akibat dari patahan Opak yang aktif dalam 4 tahun terakhir, dan menjadi sumber gempa pada tahun 2006 yang lalu".
Gambarannya seperti di atas ini.. |
Menurut USGS pusat gempa berada di lokasi : 8.034°S, 110.380°E, sekitar 26 km (16 miles) Selatan (185°) kota Yogyakarta, Java, Indonesia, dengan kedalaman 11 Km.
Alamak deket banget dari kos aku,,hehe...
Dibawah ini tabel hasil laporan dari USGS kekuatan goyangan dari gempa Jogja kali ini.
kos aku diring road utara jogja (berapa SR y,,hehe) |
ne daerah yang terkena dampak gempa itu.. |
Mudah-mudahan gag ada gempa susulan..Amin..
Sekian dulu tulisan dari saya..
Bebuka puasalah dengan yang manis,,,
Assalamualaikum,,,
see u next time..