Categories

google translate

Jumat, 22 Oktober 2010

Cerita jaman doeloe di Gunung Merapi^^....

Waktu aku postingkan tulisan ini, Gunung Merapi sedang dalam keadaan siaga.Yupz, itu berarti udah banyak gejala-gejala kalo Merapi mau meletus.
Gunung Merapi sangatlah penting keberadaannya di zaman sekarang, baik itu untuk penelitian ilmu pengetahuan, maupun sebagai tempat wisata yang sangat memacu adrenalin.

Dengan banyaknya berita di TV tentang G. Merapi mau meletus, maka semakin membuat aku mengenang masa lalu aku, tepatnya tanggal 31-1, Des-Jan, 08-09 ( kalo bisa di singkat, tepatnya untuk menyambut tahun baru tahun 2009). Waktu itu, aku bersama 3 orang teman aku mencoba untuk mendaki Gunung Merapi ( ne awal dari pendakian kami, tidak ada yang pernah mendaki sebelumnya, ckckck,nekatnyo,,,). Cuma semangat aja yang membuat kami berani untuk mendaki Gunung Merapi (hehe..). Teman-teman aku itu namanya, wahab,adi, dan wahyu.

Sore, tanggal 31 desember 2008, kami berangkat menuju pos pendakian. Kami memilih jalur selo, boyolali, yang udah di rekomendasikan sama abang sebelah kamar kos aku. Aku dan teman-temanku pun berangkat, walaupun yang ku tau, cuma jalan menuju Ketep Pass (ituloh, objek wisata di lereng Merapi), akupun nekat untukk membawa teman aku menuju Selo, base campnya pendakian G. Merapi.

4 jam berkendara dari Jogja, aku dan teman-teman ku sampai di base campnya pendakian G. Merapi. Sebelumnya, kami berkendara melewati lembah-lembah, kelokan, tanjakan (bagiku, ini menarik sekali untuk berkendara,,hehe).

Suasana di basecamp, sangat ramai sekali, kami hanya bisa duduk di warung sambil memesan teh hangat dan mie rebus.cekidot fotonya yak,,
wahab dan gw di sebelah kanan,,hihi,,itu rambut gw abis ospek kampus dan jurusan...hehe..lucu yak

Sampe malam, kami menunggu untuk memulai pendakian (maklum,,rintik-rintik hujan menghiasi pada malam itu). Kamipun memulai pendakian jam 8 malam, barengan sama orang yang punya misi yang sama (hehe...rame-rame emang lebih baik,,hihihi).

Letih, lemas, semangat, penasaran semua kumpul satu di pendakian kali ini (apalagi aku, dari SMA pengen daki gunung, tapi apalah daya di Riau tidak ada gunung,,hehe..masak mesti ke Sumbar,,,).

Setiap perjalanan, banyak sekali di jumpai orang yang hendak mendaki juga, dan tidak sedikit juga, orang yang ingin turun. Sampe-sampe kami mesti berulang kali mengucapkan " monggo mas" sesama pendaki yang berpapasan. Karena kami baru di tanah jawa ini (info aja, kalo kami berempat kuliah angkatan 2008, jadi maklum belum fasih berbahasa jawa,,hehe).
Selama pendakian, salah satu kejadian konyol tuh, ketika berpapasan dengan pendaki lainnya, teman aku wahab bilang "matur nuwun" (wkwkwkkwk,,,spontan aku langsung ketawa, gimana gag ketawa, masak berpapasan sama pendaki lain bilang matur nuwun, hehe,,jelek sekali bahasa jawa mu hab..hehe).

3 jam pendakian sebelum pasar gubrah, aku dan teman-teman aku beristirahat di bawah pohon. Kami berempat langsung bikin bifak (hahaha...maklum, masih kere jadi gag sanggup buat nyewa tenda). Selesai buat bifak, kami segera memasak dengan api yang berasal dari paraffin (tips masak ini aku tau waktu ospek jurusan (gladibumi) di lapangan. Untuk sendoknya cuma ada dua, akhirnya tangan yang dinginpun menjadi pengaduk mie rebus (ckckckck,,,joroknya,,jangan di tiru yak,,hehe).

Setelah selesai istirahat (ya,,di bilang istirahat sih gag,, maklum gag nyenyak banget, lembab semua ne pakaian, jadi gag nyaman,,hehe), kami melanjutkan pendakian ke puncak. Jam waktu itu menunjukan pukul 3 pagi (takut ketinggalan sunrise, makanya kami berinisiatif untuk mendaki jam segitu).

Batu-batu besar menjadi landasan pijakan kaki kami untuk sampe ke puncak. Senter selalu bersinar di gelapnya pagi itu. 3 jam perjalanan kamipun samapi di pasar gubrah (maklum, pendaki amatir, jadi banyak istirahatnya ketimbang jalannya,,,hehehe).

Pasar Gubrah, itulah nama tempat yang kami lewati sebelum penanjakan ke Puncak Garuda. Pasar Gubrah di sini, terlihat seperti tanah yang luas, dengan batu-batu besar yang merata. terdapat juga di sini, memoriam bagi mereka yang meninggal sewaktu pendakian. Di pasar gubrahlah kami mendapati sunrise, sunrise dari hari pertama di tahun 2009. Senangnya, menikmati sunrise seperti ini, ya walaupun angin menerpa kami dari arah sembarang.

Jam 6 lebih, barulah kami memuncaki puncak garuda, di sini teman aku adi, gag bisa muncak, karena sudut pendakian yang relatif curam, sekitar 70 derajat.
Sebelum, muncak, kami foto2 dulu, cekidot yak..^^
ne di pasar gubrah, sebelum muncak ke puncak garuda

gw sedang merayapi tanjakan
sempat foto di tengah penanjakan

Setelah penanjakan yang curam banget, kami minus adi yang gag bisa muncak tiba di kawah mati.
Cekidot yak foto jadulnya,,hehe..
di belakang gw ada kawah mati,,,

Teman aku wahyu, cuma sampe di kawah ini aja, sedangkan aku dan wahab masih mendaki di Puncak Garuda.
ne udah sedikit di atas dari kawah mati
ini dia puncak garudanya..hehe^^
gw dan wahab foto abis muncak di puncak garuda,,yes,,akhirnya kesampaian juga..
Huft,,udah puas foto-foto di puncak, aku dan wahab turun, menyusul wahyu dan adi yang udah di bawah.
Akhirnya,,dengan selamat sentosa aku berhasil mencapai puncak merapi, yang katanya tingginya 2965 mdpl.
Tengkyu buat teman-temanku, adi, wahyu dan wahab yang udah sama-sama mendaki denganku. Semoga banyak pelajaran yang di ambil.

Maaf, banyak banget foto yang gag ke upload, soalnya banyak foto-foto yang ilang.
Foto terakhir yang keren,,cekidot,,hehe
G. merapi adalah cinta pertama aku..hehe^^
Akhir kata,,
See u next paper..^^



1 komentar:

  1. Ha ha ha...
    kyaknya crita ini ada yg ktglan gag lengkap, sperti ada yang di ptong ma loe baL.aQ sambung yahhh........
    *Ditengah perjalanan antara Psar Gubrah ama puncak GARUDA ad kejadian yg lucu, ada diantara kami ber4 yang perutnya lagi gag Enak. Trus dia ngelapor ma aQ
    'hab... perutQ gag enak dah di ujung ny, gmna...?
    'Waduh niE orang, gg mikir pa klau trun lg jauh ke bwah. Maklum di lokasi kejadian tersebut gag da tempat berlindung untuk mencecerkankan sakit perut tadi,karena kondisi lereng yang sangat terjal yang dipenuhi dengan batuan2 kecil. Sehingga jalanpun harus exstra hati" kalu gag batu akan longsor dan mengenai pendaki yang dibawah. DIlihat dari kondisi itu kami gag mungkin turun kebawah lagi. sankin terdesaknya yah sudah mau gag mau harus disituuu.......kwkwkwkkw. Itupun gag bisa lama" karena jrak kami ma pendaki lain sangat dekat, sehingga setiap orang mau naik kearah kami, aQ menyurunhnya untuk ngambil jalur kesebelah.Tkutnya entar dia melihat yg gag seharusnya yang dia lihat. kwkwkwkwk
    setelah selesai , kemudian kmi mlanjutkan perjalanan menuju puncak GARUDA............trmksh_@merapi.com

    BalasHapus

Kasih komentarnya ya reader :D