Melanjutkan cerita Menembus Puncak Mahameru (Gn Semeru 3676 m.dpl) Part 2.
Senen, 25 Juni 2012
Nyala api unggun segera aku tinggalkan. Pukul 22.00 WIB, kami ber-15 orang memulai trekking summit Mahameru. Jalur dari Kalimati sampai ke Arcopodo cukup menguras tenaga di tambah lagi dengan debu vulkanik yang bisa bikin sesak dada. Aku memutuskan untuk berjalan terakhir bersama Mas Ilham dan Bro Agung, mengingat debu dari jejak kaki teman-teman yang di depan membuat dada saya sesak. Debu vulkanik beda dengan debu di jalanan, unsur silika yang ada didalamnya bisa berbahaya bagi tubuh terutama paru-paru, makanya pesawat tidak berani terbang karena debu vulkanik.
Selasa, 26 Juni 2012
Setapak demi setapak aq jalani dengan sabar, hingga 4 jam berlalu aku dan teman-teman yang lain sudah sampai di batas vegetasi (*seharusnya ada tempat yang namanya Cemoro Tunggal, tapi tempat itu sudah terkubur oleh aktifitas vulkanik).
Menapaki jalanan berpasir sampai berbatu dengan lereng antara 50-60 derajat tidaklah mudah. Tiga langkah naik, satu langkah turun. Semua gaya telah aku coba untuk mempercepat sampai di Puncak, baik itu gaya merangkak, gaya 10 langkah tiap hitungan 10 detik tapi tetap ajah semuanya gag bisa di pakai. Aku lebih banyak istirahat ketimbang melanjutkan trekking.
Pukul 03.00 WIB, aku dan teman-teman yang lain masih di medan yang sama. Melangkah satu demi satu tanjakan berpasir sampai berbatu. Lunglai, letih dan lemas seakan menjadi satu ketika air mineral dan air miz*ne habis. Alamak, akupun tetap melangkah satu demi satu dan sesekali meminta minum dengan teman yang lain.
Pukul 05.00 WIB, tinggal setengah perjalanan lagi sampai di Puncak Mahameru. Setiap langkah, selalu diikuti dengan langit berguratan keemasan yang semakin banyak di bagian timur. Sunrise sebentar lagi muncul, aku mulai mempercepat langkah kakiku, untuk mencari lokasi istirahat yang pas, sambil melihat pesona kecantikan sunrise.
Ini dia foto-foto ketika mentari memulai tugasnya, tugas menghangatkan kehidupan malam.
Cukup memotret seadanya, akupun melanjutkan sisa perjalanan yang hampir finish. Di puncak, terlihat wedhus gembel/letusan vulkanik dari Kawah Jonggring Saloko yang sesekali memberi semangat untuk terus melangkah.
Mas Eko, Aa’ Surya dan Arie Pethek menjadi teman yang duluan sampai di Mahameru. Aku dan Aa’Ipul hampir bersamaan melangkah menyusul mereka. Aku kurang paham siapa yang ada di belakang aku kecuali Aa’Ipul, karena tanjakan berlereng 50 derajat yang membatasi pandangan.
Pukul 08.00 WIB, tercatat dibenakku bahwa aku menjadi orang dari puluhan ribu warga Indonesia maupun dunia yang menginjakkan kaki di Puncak Mahameru, Puncak tertinggi di Pulau Jawa *lebay yak,,,wkwkwk. Seketika lirik lagu Dewa 19 yang judulnya Mahameru, terdengar dari HP Aa’ Ipul
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa...
Ini dia gambaran Puncak Mahameru itu…
Kawah Jonggring Saloko ini setiap beberapa menit mengeluarkan letusan wedhus gembel yang sebelumnya di ikuti suara gelegar bergetar menambah eksotisnya kawah ini…..
Tidak ada foto bersama di sini, karena semua teman-teman termasuk aku udah lemas karena belum makan nasi, bayangin, dari siang kemaren makan nasi, tidak ada makan lagi sebelum summit *jangan di tiru, kalau mau summit bagusnya makan dulu biar energi bertahan lama. Dari 15 orang yang sampai di Puncak, 11 orang telah mewakili untuk sampai di Puncak Mahameru.
Cukup setengah jam di Puncak, aku dan teman-teman yan lain turun. Di batas vegetasi, adegan syuting film 5 cm menjadi tontonan. Hebat Film Indonesia udah bisa bikin kayak gini, tinggal tunggu tanggal mainnya ajah tuh film, isu-nya, film akan tayang di bioskop tanggalk 12.12.12.
Kurang lebih dua jam kemudian, aku dan teman-teman yang lain sampai di Kalimati dan istirahat di tenda. Capek menjadi kata-kata andalan, untung si Retno dan Heri sudah nyediain makanan, jadinya cacing-cacing dalam perut gag rewel lagi minta makan *hahahaha…..
Seharian istirahat, malam kamipun melanjutkan perjalanan pulang kecuali Agung, Heri dan Tatak yang memilih menginap di Kalimati. Pukul 20.00 WIB, kami memulai perjalanan pulang. Berjalan malam hari membuat energi sedikit berkurang, karena jarang minum dan sedikit beristirahat. Di jalan pulang, aku sempat memotret Ranu Kumbolo yang malam itu sedang banyak bintang, Indahnya.
Sejenak di Ranu Kumbolo, kamipun melanjutkan perjalanan pulang. Pukul 03.00 WIB, sampai di Pos 2 dan kami memutuskan tidur dan melanjutkannya ketika matahari terbit. Saatnya tidur……zzzzz…zzz….zzzz….
Rabu, 27 Juni 2012
Pukul 06.00 kami semua bangun. Pagi itu cuaca cerah, mentari memulai tugasnya lagi. Kami memulai perjalanan pulang dan pukul 08.00 WIB kami semua sudah tiba di Ranu Pani. Alhamdullillah.
Setelah habis sarapan, kamipun bersiap pulang tapi foto keluarga dulu pastinya.
Mungkin, sampai di sini cerita Menembus Puncak Mahameru. Terimakasih kepada teman seperjalananku Arie pethek, Mas Ilham, Yokha, Mas Eko, Mas Syam, Agung, Hery, Gema, Aa’ Ipul, Mas andri, Aa’ Surya, Retno, Indi, Mimi, Ni ya dan Tatak.
See u next time and next journey…
Rincian Biaya Transportasi dari Jogja dan Surat Keterangan Sehat, sbb :
Surat Keterangan Sehat : kalo aku 25 ribu (bisa juga lebih murah dari ini, tergantung tempat).
Ongkos Jogja-Surabaya : 38 ribu (naik ekonomi AC)
Ongkos Surabaya-Malang, Terminal Arjosari :10 ribu (naik ekonomi)
Ongkos Malang, Terminal Arjosari- Tumpang : 8 ribu (naik angkot)
Ongkos Jeep atau Truk Tumpang- Ranupani : 30 ribu per orang (relatif negoisasi)
Total : 86 ribu jadi Ongkos PP : 172 ribu
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus